Thursday, November 14, 2013

Teruntuk Kenangan

Hai, apa kabar kamu, kenangan?

Sedang berbahagiakah kamu di sana?

Kamu ingat pesanmu untukku, kenangan?


"Berbahagialah kamu meski tanpa aku", katamu

Aku hanya ingin mengabarkan kepadamu, bahwa iya, aku sudah dan akan bahagia meski tanpamu, kenangan :)


Kamu adalah yang terindah, pada masamu.

Dia adalah yang terindah, pada saat ini yang insyaAllah selamanya :)


Dia tidak menggantikanmu, justru dia melengkapi segala kurangmu.

Kehadirannya bukan untuk menggesermu, justru menguatkan bahwa kehadiranmu dulu tidak pernah sia-sia.


Kamu masih ada di sebagian ruang ingatanku, kenangan.
Tapi tidak lagi menghuni seluruh ruang hatiku :)

Karena jika benar kamu pernah mengenalku, tentu kamu tau bahwa hatiku hanya bisa ditempati oleh satu saja penghuni, seperti kamu, dulu.

Hanya saja, bedanya sekarang, ruang itu sudah bertahtakan namanya :)


Pernah sekali waktu, kamu membuatku mengutuk dunia, kenangan.

Tapi lambat laun aku menyadari, bahwa segala yang pernah kita lalui adalah partisi-partisi kehidupan yang membuat bangunanku lebih kokoh untuk ditinggali, meski bukan untuk tinggal bersamamu.


Ah ya, boleh aku meminta doa darimu?


Doakan aku agar tetap bisa menjaga kehormatan pendamping dan keluargaku nanti :)


Jika di satu pusaran waktu nanti kita bertemu, ingatkan aku untuk selalu menggenggam tangannya dan mendekap hatinya meski mataku menatapmu.


Berbahagialah kamu, kenangan.


Aku senang melihatmu bahagia yang bukan denganku :)



Read More

Monday, October 21, 2013

Sempurna (Bukan) Tanpa Cela

Kamu, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:55 am
Alhamdulillah, sudah dapat ridho dan doa dari kedua orang tuaku, tinggal menghadap orang tuamu, bulan depan kita nikah yuk
Kalimat yang tertulis di layar handphone ku, yang sempat membuat nafasku terhenti beberapa detik.

Kamu? Mengajakku menikah? Secepat ini?


Aku, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:57 am
Alhamdulillah Subhanallah Allahuakbar, terimakasih ya kamu mas, speechless, tapi terimakasih :X :-*
Sembari mengucap syukur yang tak henti-hentinya, sembari masih bertanya-tanya dan menampar diri sendiri, demi tahu bahwa ini bukan mimpi.


Kamis, 17 Oktober 2013, 10:00 pm
Begini pak, jadi maksud dari kedatangan saya ke sini kali ini adalah untuk meminta restu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih berkah dengan putri Bapak. Saya ingin menyegerakan sah dan halal dengan putri Bapak.
Ternyata memang bukan mimpi, lelaki yang ada di depanku ini, yang sedang menghadap dan berbicara serius pada kedua orang tuaku, membuat malam ini lebih syahdu dan mengharukan dari malam-malam lainnya.

Bagaimana tidak?

Lelaki yang kukenal sebagai lelaki tanpa kata tapi ini, melamarku dengan cara yang luar biasa pada waktu yang tak pernah kuduga. Persis, tidak meleset satu makna pun, seperti doa yang pernah kutuliskan di sini, 225 hari yang lalu. Persis, seperti yang tertulis di sini, lelaki ini memberi kepastian dengan cara yang pernah dia ucapkan. Dia tepati janjinya, dia wujudkan kata-katanya.

Sempurna!

Lelaki dengan pemikiran-pemikiran matangnya, tapi tetap anak laki-laki dengan imajinasi-imajinasi bocahnya.
Lelaki dengan segala kebaikan hatinya, tapi tetap dengan gejolak jiwanya yang meluap-luap.
Lelaki dengan segala kehangatannya, tapi tetap dengan kebekuan-kebekuan hati yang butuh dicairkan.
Lelaki tangguh dengan segala visi-visinya, tapi tetap membutuhkan tangan untuk digenggam beriringan.
Lelaki calon imam sempurna yang tetap membutuhkan makmumnya.

Lelaki sempurnaku, yang bagiku sempurna adalah justru bukan tanpa cela.

Lalu entah sudah berapa ribu kali ucapan syukur terlantun untuk Penciptaku tentang segala pintaku yang telah terkabul, tanpa tapi, meskipun mungkin nanti.
Bukan mungkin, tapi benar, kata adalah doa dan keyakinan atas kebesaran Tuhanku yang mampu mendorong semesta mewujudkan segala pinta.
Bukan sekali, bukan dua kali, sudah berkali-kali kebesaran Tuhan seperti ini terjadi padaku.

Kamu, lelaki sempurnaku yang bukan tanpa cela, terimakasih telah benar-benar menjadikanku sebagai wanita penerima lamaran indah dari lelaki selogis kamu.


Kamu, Minggu, 20 Oktober 2013, 6:36 pm
I Love You
Semoga Tuhan mengijinkan aku menjadi pendamping hidupmu sampai nanti tua dan mati, hingga menjadi ratu bidadarimu di sana.


Ya, me too, I do love you, maybe more than you know :)



Read More

Tuesday, March 5, 2013

Menuliskanmu Di Sini

Heboh acara seleb yang melamar kekasihnya dua hari lalu, jadi tergelitik untuk sedikit mengorek pikiranmu tentang sebuah romantisme, yang hampir tidak pernah terlihat dari sosokmu.

"Hey, menurutmu caranya melamar kekasihnya gimana? Is it cool? Biasa aja? Atau seperti biasa, kamu akan bilang it's too lebay, karena terlalu dongeng?"

Ah ya, fyi, dua hari lalu ada kejadian heboh seorang lelaki romantis melamar kekasihnya seperti di film-film. Memanfaatkan segala hal yang disukai kekasihnya-meminta bantuan sahabat-sahabat terdekatnya- menyodorkan cincin indah di hadapan kekasihnya-mengatakan "will you marry me?", yang menurut kami sebagian besar wanita akan bilang how sweet, how romantic he is dan membuat lelaki kebanyakan terintimidasi karena paling tidak harus melamar kekasihnya dengan cara yang hampir sama :D

Dan seperti yang sudah diduga, ekspresinya cuma..... senyum -___-!!

"Hey, lagi gak butuh senyummu tau, lemme know your thought"

"Menurutku, lebay, super lebay"

Meeeeen, c'mon, kenapa pas Tuhan bagi2 perasaan romantis, lelaki satu ini gak hadir, jadi aja lelaki ini bener-bener jauh dari yang berbau-bau romantisme -___-!!!

"Kenapa? Karena seperti cerita-cerita di dongeng? Karena mengintimidasi kalian kaum lelaki?

"Karena namanya udah mau jadi pacar, apalagi lancar dalam jangka waktu yang lama, gak perlu melamar dengan cara begitu. Udah pasti dong si cewek mau dinikahi, masa mau pacaran terus? Akan jauh lebih gentle dan ada kepastian kalau si lelaki melamar ke orang tuanya."

Ouch.. kalimat terakhirnya.... cukup membuat nafasku ter-pause sekian detik.

"Kan anak gadis masih hak orangtua sepenuhnya. Dan "will you marry me?" adalah pertanyaan yang salah alamat.

"Kok bisa salah alamat? Karena?

"Karena seharusnya minta ijin ke orang tuanya, bukan ke yang bersangkutan.

"Jadi tanpa nanya ke si gadis, tiba-tiba ke orang tuanya gitu, so shocking pasti ya", dan sifat ngeyel saya kembali kumat di sini.. :D

"Loh, udah lama pacaran pasti saling memahami kebutuhan masing-masing, udah tau kapan saatnya menikah, dan mereka, korban dongeng yang ngajarin anak-anak muda berlaku lebay dalam sebuah kehidupan romansa", tet tot, kembali sang lelaki di depanku ini menentang dunia

"Okay, jadi kesimpulannya adalah cara-cara melamar seperti lelaki itu sungguh teramat sangat lebay

"Well, sebagai pacar, si lelaki udah keren dengan kasih kejutan-kejutan, tapi kalau kejutan proposalnya itu lebay banget, ngerepotin temen-temennya, di mana pasangan kekasih ini belum tentu langgeng sampai pernikahan. Mending dibikin simple, lamar ke orang tuanya, sambil berusaha tetap romantis sepanjang jadi suami. Sebisa mungkin, hindari merepotkan orang lain yang tidak berkepentingan dalam hubungan. Am I wrong if I have somekind of thoughts?

"Uuum, nope"

Nope, karena saya cenderung speechless daripada berpikiran untuk membantah pernyataan-pernyataannya. Ya, lelaki yang penuh dengan logika, lelaki yang sedikit saja Tuhan selipkan rasa menye-menye. Segala hal yang tidak bisa diterima dengan logika, akan dengan sangat mudah ditinggalkan. Ya, itu dia, lelaki di depanku yang tetap anteng meski diberondong pertanyaan-pertanyaan khas wanita dariku.

"Lelaki itu calon imam, dear. Bukan dia yang seharusnya meminta kepastian dari wanita, tapi justru dia yang memberikan kepastian kepada sang gadis.

"Okay okay, so tell me, how you would propose your lady?

"Me? Aku bakal bilang "bulan depan kita nikah yuk, minggu depan aku mau ke rumahmu, sama orang tuaku, ketemu orang tuamu, melamarmu". Kemudian tanpa basa-basi jika diterima, langsung tentukan tanggal nikah. Apa sih yang lebih diidamkan oleh wanita selain kepastian? Pasti si wanita bakalan langsung orgasme, sampai ke ubun-ubun bahkan bahagianya."

Tidak perlu sampai hari itu terjadi, saya sudah cukup bahagia sampai ubun-ubun mendengar rencana caranya melamar, caranya memberi kepastian, bukan meminta kepastian. Jauh dari kata romantis seperti layaknya di dongeng-dongeng, tapi caranya yang simple dan sederhana yang membuatnya terdengar teramat sangat indah bagi wanita biasa, seperti saya.


I'll write you down here, in my prayers, in my heart.


Semoga Tuhan mengijinkan aku menjadi wanita penerima lamaran indah dari lelaki selogis kamu ^^


Read More

Monday, December 31, 2012

Sejauh Doa

Sudah hampir dua tahun sejak tulisan terakhir saya di sini ya. Jadi seperti sebuah kebiasaan menorehkan goresan di sini di setiap penghujung tahun. Atau malas lebih tepatnya :D

Malam ini adalah malam penghujung 2012 yang kebetulan diiringi hujan deras hampir di setiap penjuru Jogja. Semoga saja ini adalah sebuah pertanda, bahwa berkah dan bahagia di tahun setelah ini akan sederas hujan malam ini. Bagi siapa saja, di belahan dunia mana saja :)

Banyak kehilangan besar yang terjadi di tahun ini, banyak luka yang tergores dalam di tahun ini, banyak hal yang tidak bisa terbeli dengan segunung emas sekalipun di tahun ini. Yang kesemuanya tidak pernah terlintas, apalagi menjadi sebuah resolusi.

Tahun ini, seolah menjadi tahun tempaan bagi saya yang sudah bisa berdiri seperti semula, tapi senyatanya tersungkur kembali, sedalam-dalamnya tersungkur. Lalu kemudian, sayangnya sampai detik ini hikmah yang kata semua orang selalu ditemukan di setiap kejadian belum juga saya dapati.

Tidak ada resolusi-resolusi besar untuk tahun 2013 seperti yang biasa saya lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Bukan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas seperti biasanya, bukan juga sedang dalam keputus-asaan yang dalam, hanya saja saya sedang ingin mendapat kejutan dan hadiah-hadiah di tahun depan. Kejutan dan hadiah-hadiah yang membahagiakan, yang bisa membuat saya berkata "oh inikah yang direncanakan dari kehilangan saya?"

Semoga, ya semoga, menjadi manusia yang lebih baik dan penuh berkah tidak pernah terlepas dari doa saya. Tidak ada harapan yang berlebih, cukup sejauh doa saya berpengharapan, cukup sejauh doa saya berpasrah, jika cukup sejauh doa saya tetap mendapati diri yang lebih baik.

Selamat Tahun Baru 2013 :)

Read More

Sunday, January 2, 2011

Semacam Keinginan

Ah ya, saya masih setengah sadar kalo sekarang ternyata sudah berganti tahun. Rasa-rasanya saya masih ingin berkubang di antara kenangan-kenangan yang enggan saya tinggalkan. Tapi ya, yang terjadi adalah kita berduyun-duyun meninggalkan 2010 dan mulai menggenggam 2011 sedikit demi sedikit.

Hampir setiap orang mengibarkan resolusi-resolusinya, hampir setiap orang juga tertunduk khusyuk memanjatkan doa. Apalagi kalo bukan mengharapkan kehidupan yang lebih baik di tahun ini dan tahun-tahun ke depannya. Termasuk saya, tentunya.

Saya pun tak ubahnya seperti kebanyakan orang, mengharapkan kehidupan yang lebih baik, berdoa dan berusaha sekuat tenaga agar semua impian saya perlahan tapi pasti terwujud dengan sempurna. Mungkin spesifiknya seperti ini :

  • Mmmm tahun ini saya pengen mengatur keadaan keuangan saya yang tahun lalu semacam kacau balau tak tentu arah *rekening kosong boookk* *ups, buka aib* :))
  • Mulai tahun ini pengen banget mengutamakan sedekah dan zakat. Kemaren-kemaren saya masih suka itung-itungan kalo mau sedekah atau zakat. Padahal kan sebagian harta yang dititipkan ke saya adalah harta mereka (baca: yang berhak menerima sedekah dan zakat) juga.
  • Pengen juga memperbaiki hati *halah bahasanya ;)) *, maksudnya pengen punya hati yang tulus, bersih dari penyakit hati *keinginan terbesar yang susah terwujud* :D
  • Pengen mewujudkan keinginan saya untuk selalu menetap di Jogja, means saya harus dapet kerjaan di Jogja. Banyak orang bilang "SUSAH" nyari kerjaan di Jogja, apalagi untuk jurusan saya. Tapi eh tapi, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa tak ada yang tak mungkin gitu loh kalo udah berurusan sama Allah SWT.. :)
  • Pengen memperbaiki kehidupan sosial saya di alam maya. Saya kangen dengan ngerumpi, kangen berceracau ria di twitter, kangen haha hihi bareng temen-temen maya saya yang yaaa telah lama saya tinggalkan, dan pengen juga mengakhiri masa stalker saya.. ;))
  • Keinginan terakhir yang terpikir adalah tahun ini pengen banget launching usaha bersama yang udah terpikir lama tapi belum sempet terwujud juga. Tahun ini, HARUS yaaa.. :D

Tampak sebuah keinginan yang biasa ya? Ah mungkin untuk sebagian besar orang, tapi bagi saya keinginan yang biasa-biasa saja itu susah sekali terwujudnya.. ;))

Kuncinya sih saya tau, berusaha dan berdoa sekuat tenaga lalu menyerahkan keputusan akhirnya pada Allah. Tapi denialnya saya juga tau, bahwa ngomong lebih mudah daripada menjalankannya.. :))
Trus gimana dong? Ya nggak gimana-gimana sih *ditapuk* :))

Jadi intinya, saya akan mewujudkan keinginan-keinginan saya dengan sepenuh hati. Perkara akan terwujud semua di tahun ini atau tidak, bukan jadi soal. Tunggu saja laporan saya akhir tahun nanti. Ini bukan lagi #misi21 tapi sudah #misi365 *dikepruk* :))

Ah ya, satu lagi keinginan saya yang pengen saya wujudkan. Saya pengen mewujudkan mimpi saya untuk menjadi wanita yang sempurna di tanggal 11-11-2011 :)) *sumpah, ni nulisnya sambil senyam-senyum jedag-jedug nggak jelas*, dan semoga benar-benar terwujud.. ;))

Happy New Year 2011 everyone.. :)

Read More

Friday, December 24, 2010

B.O.S.A.N

BOSAN...

Mungkin kata itulah yang bisa menggambarkan perasaan saya saat ini dengan dunia maya. Ya, saya sedang merasakan kebosanan yang yaa sepertinya belom pernah saya rasakan sebelumnya. :D

Biasanya ada aja hal yang bisa saya lakukan jika modem sudah tertancap. Yang paling sering adalah bertemu dengan teman-teman yang jauh di mata namun dekat di hati lewat akun-akun socmed saya, seperti di twitter, facebook, YM, ataupun gtalk. Sembari browsing-browsing nggak jelas tentunya.. :D

Tapi apa yang terjadi sekarang?

Saya lebih suka menjadi stalker, mungkin kalo bisa disebut demikian. Hanya mengamati apa yang terjadi, diam-diam, tanpa memberikan komentar, karena mungkin emang nggak ada yang perlu dikomentari kali ya.. ;))

Dan begitulah, saya merasa bosan dengan macam-macam dunia maya sekarang. Seperti tak ada yang menarik, seperti tak ada topik lain yang perlu dibahas, atau mungkin lebih tepatnya saya yang baru tidak bisa menciptakan sesuatu hal yang menarik untuk saya geluti.. :D

Dan entah sampai kapan kebosanan ini akan menyelimuti saya. Yang jelas bosan itu bukan berarti ingin meninggalkan selamanya, hanya membutuhkan jeda untuk kembali merasakan rindu.. :)

Read More

Sunday, November 28, 2010

Hey Mentari















Hey mentari di sudut senja, kenapakah engkau bertahan di sana?

Bukankah tempatmu adalah tahta tertinggi di atas sana?

Kenapakah harus bersembunyi di balik senja?

Ke manakah keperkasaanmu yang mampu meluluhlantakkan segala jika kau terluka?

Ke manakah kekuatanmu untuk memberi kehidupan setiap yang kau kasihi?




Hey mentari, benarkah kau sedang terluka tak terbatas?

Hingga kau tak sanggup bersinar, pun tak meredup..



Hey mentari, sampai kapankah kau akan bersembunyi di balik tenangnya senja?

Bukankah kau tau, tak selamanya tenang mampu membuatmu kuat?



Hey mentari, aku sedang bertanya padamu.. :)

Read More

Saturday, September 4, 2010

Menemukan

Kapan ya terakhir kali saya beredar di sini?
Nampaknya sudah beribu tahun yang lalu ya.. *well, sedikit lebay* ;))

Sebenernya mau bercerita panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume ke mana saja saya selama ini, tapi tak usahlah, tak ada yang bertanya ini kan? :((





Cuma hanya cuma selama saya nggak berseliweran di sini, saya mendapatkan banyak hikmah tentang dunia nyata yang yaaa belum pernah saya temui sebelumnya. :D

Pengakuan, dulu, duluuu sekali saya adalah sesosok wanita yang sangat ambisius. Apalagi untuk menjadi wanita karir yang sangat sukses, beuuh jangan tanya deh, pasti saya langsung maju pertama kali untuk urusan ini.. :D

Tapi, sekarang, saat ini, detik ini *halah kepanjangan* ;)) sedikit banyak saya mengerti arti kesuksesan untuk seorang wanita itu seperti apa. :D
Bukan puncak karir tertinggi, bukan harta berlimpah, bukan perhiasan menumpuk, tapi semuanya tentang keluarga pada akhirnya.. :)

Saya, wanita, yang seharusnya adalah bagian tulang rusuk lelaki yang sedang menghilang. Jika satu saat nanti ada lelaki yang menemukan bahwa saya adalah bagiannya yang hilang, maka saya harus rela melepaskan *jika memang diminta* segala gemerlap duniawi demi keluarga.. :D

Eits, sok-sokan banget ya saya? ;))

Errr, mungkin.
Tapi saya rasa tidak juga, puncak karir yang tinggi, harta melimpah, dan segala kenikmatan duniawi tertinggi lainnya, yang jika saya mendapatkannya, maka itu adalah bonus. Karena sekarang sadar atau tidak sadar saya hanya ingin menjadi seorang wanita, istri dan ibu yang baik dan bisa menjaga suami, keluarga dan anak-anaknya.. :)

Berlebihankah? Lebay kah?

Mungkin. Tapi bagi saya di situ letak kesuksesan seorang wanita.. :)



*fyuuhh, I really miss writing*

Read More
 

©2009cyraflame | by TNB