Doakan Saja Aku Ma...

Mat ULTAH ya pi, smg dewasa dlm berfikir n bertindak. Sehat sll, sayang ma ortu n adik2. Smg cpt wisuda n dpt kerjaan yg mapan n punya jodoh yg berhasil, gak kyk mamah yg tll bnyk mendrt...


*glek*

ucapan pertama yang kudapatkan di tanggal 18 november tahun ini..
titikan pertama di tanggal 18 november tahun ini pun terjatuh di pipiku..

sebuah ucapan, sebuah doa pun terlantun di antara beribu kata yang terjalin di dalam sebuah kesakitan yang dalam..
sebuah ucapan, sebuah doa mengalun di antara degupan jantung seorang wanita yang kusebut sebagai mama..

entah berapa parah..
entah berapa luka..
entah berapa tusukan..
entah berapa tangisan, yang beliau sembunyikan selama ini, aku tak cukup mengerti, hanya mampu kuraba..

dan 23.57, doa dan ucapan itu membuatku ikut teriris pedih..

doakan dan restui aku mama, agar aku bisa segera membahagiakanmu..
entah bagaimana, aku pasti bisa meringankan langkahmu..
cukup engkau beristirahat di kursi malasmu menjelang senja ini..

terima kasih ma..

Read More

Katak Dalam Tempurung? Enak Kok !!


Siapa sih yang gak kenal ungkapan "Katak Dalam Tempurung"?

Err..gak ada yang tunjuk tangan neh? Jadi semua kenal donk, ya minimal pernah denger lah ya. Kalo belom pernah denger, pasti situ pas pelajaran Bahasa Indonesia dulu lagi bolos kan? *halah, apa seh?!*

Oke lah, semua kenal, semua pernah denger, dan semua tau artinya. Kalo gak ngerti maknanya, coba saya sedikit sok tau di sini..


Katak Dalam Tempurung adalah sebuah ungkapan atau sebutan untuk orang2 yang sangat kurang dalam mengamati dunia sekitarnya, dunia di luar dirinya, singkatnya orang2 yang hanya tau tentang dunianya sendiri. Alhasil, wawasannya jadi sempit, gak tau kanan kiri, alias kuper. Dikiranya udah nyundul langit, padahal yang disundul cuma langit2 tempurung.



Banyak orang, hampir semua malah, menjadi katak dalam tempurung adalah satu hal yang sangat menakutkan. Ya jelas takut dibilang kuper, takut dibilang ndak berwawasan, takut dibilang ndak pinter, dan sebagainya.

Lah sampeyan ndak takut to dibilang kaya' gitu juga?

Ya takut to, jelas. Saya masih manusia, dan rasa takut seperti itu masih manusiawi. Jadi wajar kalo saya mengalami perasaan yang sama dengan panjenengan semua, soalnya saya manusia juga. Hanya saja, saat ini saya sedang menikmati ke-tempurung-an saya ini *mulai mbulet ini*.

Lah ini aneh ini. Lah wong dalam tempurung kok menikmati. Ndak salah ketik to sampeyan?

Wogh, riwil banget yang tanya :D

Ndak kok. Saya ndak salah ketik. Saya juga lagi ndak salah minum obat. Saya memang lagi menikmati ketidaktauan saya akan dunia di luar diri saya. Tidak untuk semua hal memang. Tapi hanya untuk hal-hal yang sekiranya bisa mengubah jati diri saya. Daripada ikutan berubah, mending saya melindungi diri dengan tidak tau apa2 dulu. Sebelum saya bisa memastikan diri saya sendiri bahwa saya punya konsistensi terhadap prinsip saya dan tak mudah terbawa arus.

Bingung?! Sama.. *disambit batok*

Begini contoh gampangnya, kehidupan seorang blogger. Apa hayo rutinitas seorang blogger selain menulis? Pastilah rajin banget baca berita, perkembangan terkini, topik terhangat, dan yang jelas jalan2 blog alias blogwalking. Kalo sudah sampe kata jalan2, sapa yang ndak suka? Liyat ini itu, beraneka warna dan rasa, euuww, menyenangkan sekali. Selain untuk sosialisasi terselubung, pasti untuk menambah wawasan, khasanah, dan referensi tentunya. Jelas, biar ndak jadi katak dalam tempurung.

Tapi, kalo saya kok beda ya?
Blogwalking
adalah salah satu kegiatan yang saya senangi sangat, tentu karena alasan2 di atas tadi. Tapi lama2 bisa bikin identitas saya tergoyah. Mampir ke blog nya mbak ini, wah bagus banget template nya, ikutan ah. Mampir ke blog nya mbak itu, ya ampun keren banget tulisannya, nyontek gaya nya sedikit ah. Mampir ke blog nya mas anu, gila ngocol banget bahasanya, kayaknya bagus juga kalo aku begini. Mampir ke blog nya tante ena, wediyaaann nyastra banget postingannya, besok nyoba2 puitis ah. Mampir ke blog nya mbah nyentrik, buju buneng politiknya buuu' nggak kuattt, nulis politik boleh juga nih. Dan begitu seterusnya. Hingga menyebabkan saya mumet sendiri.

Mumet bukan karena kebanyakan pemandangan bagus dan inspirasi, tapi mumet gara2 liyat yang sempurna2. Jadi pengen kaya' begitu, jadi pengen kaya' begini, kaya' begono, duuuhhhh, jadi sedikit mengubah entitas saya sebagai pemilik tunggal blog pribadi saya dan segala isinya. Dengan demikian saya putuskan *halah bahasanya lho* untuk mengurangi aktifitas semacam ini, hingga saya benar2 mempunyai keteguhan prinsip dalam menulis. Hingga saya yakin jika saya melihat si A begini, si B begitu, saya ndak ikut2an begini begitu. Hingga saya bisa disebut sebagai penulis yang konsisten dan bertanggungjawab atas apa yang ditulisnya. Seperti kata mastein, bahwa menulis jauh lebih baik jika dari hati. Bukan mengikuti guideline, bukan juga meniru style orang lain. Dan itu sekarang yang berusaha saya raih. Menjadi apapun dari hati saya, bukan hasil menjiplak dan terbawa arus zaman.

Katak dalam tempurung tak selamanya memalukan dan menyiksa. Terkadang kita juga perlu di dalam dunia kita sendiri dulu untuk mengenal siapa kita yang sebenarnya. Sembari menyiapkan mental kita menghadapi dunia di luar tempurung kita dan dengan sadar diri kita tak akan terbawa oleh arusnya yang mengalir deras. Because We know who we are..

Read More

Mengalah Itu.....Baik Kok !!!


"ya uwis lah ngalah dulu buat adekmu, dulu juga kamu sudah pernah"

Begitu kata mama saya setiap kali saya meminta sesuatu yang sama dengan apa yang adek saya dapatkan. Dan kalimat tersebut sering membuat saya bertanya dalam hati, yang akhirnya menjadikan jiwa pemberontak tumbuh dalam benak saya *halah*.




Dulu banget, ketika saya masih kecil, ketika saya masih imut dan lugu tentunya *halah ndak penting flame*, saya suka mupeng berat ketika si adek dapet boneka barbie dari mama papa saya. Ya jelas mupeng to ya, la wong barbie itu lagi tren banget saat itu, dan sebagai anak kecil yang enggak buta mode, jelas saya juga kepengen. Lalu datanglah saya ke mama saya dengan rengekan manja minta barbie juga. Dan, ya, bisa ditebak, jawabannya persis sama seperti kalimat pembuka yang saya suguhkan di awal tadi.

Lalu apa yang saya lakukan?
Saya terima donk, jelas. Soalnya mama saya galak bener, jadi ndak mungkin merengek2 di hadapannya sambil gedruk2 kaki di lantai *bisa membayangkan?*.
Yang saya lakukan hanya diam dan masuk kamar, pura2 tidur siang, memeluk guling, menyembunyikan wajah di baliknya, lalu -yak benar sekali-, meneteskan air mata. Hahahahaha...
Sungguh tingkah laku anak kecil yang aneh kalo' saya ingat lagi..

Kejadian seperti ini terus terulang hingga saya sebesar ini sekarang *maksudnya umurnya*, dan secara gak sadar hal2 kecil seperti itu telah membentuk pribadi pemberontak pada saya.

Loh, piye to? Artikel e ngawur. Katanya sering disuruh ngalah, la kok malah jadi pemberontak?


Memang aneh, tapi begitu yang terjadi. Gara2 keseringan disuruh ngalah, lama2 dalam hati dongkol berkepanjangan, dan sekalinya protes, jadi berkepanjangan pula. Hingga setiap apa yang diberikan kepada si adek, saya juga harus mendapatkannya. Jika saya tetap tidak bisa mendapatkan dari mama papa saya, saya nekat berusaha sendiri. Apapun dan bagaimanapun caranya. Dan otomatis, saya jadi gak begitu akur dengan adek saya. Begitu yang terjadi sepanjang hidup saya selama ini.

Hingga satu hari, saya nembung ke mama untuk mendaftarkan saya untuk les bahasa inggris, mengingat bahasa inggris saya mabyuurrr. Saya punya harapan besar akan ini, mengingat kedua adek saya juga les bahasa mabyur ini. Ndak mungkin kalo' untuk pendidikan mama enggak ngasih juga. Dan mama pun angkat bicara...

"Loh kamu masih perlu les to? Bahasa inggris mu sudah bagus to? Ndak usah dulu ya, mama lagi ndak punya uang e. Besok saja kalo papa mu ada rejeki. Biar adek2mu dulu yang les, dulu kamu kan sudah pernah"


Well done, kalimat itu muncul lagi. Dan saya sempat membutuhkan beberapa saat untuk mencerna kalimat keramat dari mama saya. Sebelum akhirnya menarik benang merah dari kejadian semacam ini.

Mungkin sejak adek saya lahir, saya sudah dianggap dewasa oleh kedua orang tua saya. Karena untuk bisa "ngalah" butuh sesuatu yang disebut kedewasaan. Hanya saja, saat itu saya yang belom bisa terlalu memahaminya.

Mungkin benar juga kalo' saya pernah mendapatkan segalanya dari orang tua saya sebelum adek saya terlahir di dunia fana ini. Dan sekarang gilirannya adek saya yang merasakan apa yang sudah pernah saya raih dulu.

Karena saya adalah anak tertua, ndak lucu juga kalo adek saya yang lebih ngalah dari saya yang notabene lebih dewasa dalam berpikir *so, this is about eldest's prestige, huh?!*.

Dan terakhir, mengalah itu tetep baik kok, la wong gak melulu mikirin tentang diri kita pribadi, tapi juga untuk kepentingan bersama. Asalkan mengalah nya jangan sampai kebablasan, yang bisa menyebabkan orang lain menjajah kita *halah apa lagi sih?!*.

Eh, ada lagi ding...
Kata simbah2 saya dulu, mengalah bukan berarti kalah. Mengalah hanya memberikan kesempatan berpikir pada kita bagaimana caranya menunjukkan kemenangan yang sesungguhnya.. :)

Read More

Hey Kau Langit !!!


Aku tak pernah mengekangmu, hanya aku terlalu mencintaimu.

Maka aku tak akan lagi tertarik padamu. Karena kau terlalu mudah untuk aku dapatkan.


Jadi terlalu mencintaimu kau anggap aku sangat mudah untuk kau dapatkan, begitu?

Mungkin kau akan menjadi sesuatu yang membosankan bagiku.



Hah..Lucu sekali kau ini. Dalamnya cintaku kau anggap sesuatu yang membosankan?

Apa aku harus berpura-pura tak peduli padamu baru kau bilang aku menyenangkan?

Jadi kau akan lebih mencintai wanita yang tak peduli sama sekali denganmu, begitu kan?



Harusnya kau hargai dirimu sendiri. Hidupmu bukan sepenuhnya bergantung padaku.


Hei...Aku tak pernah bergantung padamu...

Aku hanya mencintaimu..

Itu saja..

TIDAK LEBIH !!!

Tapi kau tak bisa hidup tanpaku !!!


..................

..................

..................

Hiduplah untuk dirimu. Tak ada yang patut dipercaya melainkan nurani mu itu sendiri. Boleh saja mencintaiku, tapi jangan gantungkan hidupmu padaku. Aku tak tertarik jadi PENGASUH mu.


Hei..Aku kan sudah bilang aku tak pernah menggantungkan hidupku padamu. Aku mampu mandiri. Kau sering menyaksikan aku bangun dari keterpurukanku sendiri, TANPA KAMU. Apa tak cukup meyakinkanmu bahwa kau tak perlu mengasuhku?

Tapi sama saja jika suasana hatimu terlalu mudah berubah demi aku. Cinta mati itu sama saja menyerahkan nyawamu padaku.


Dan kau keberatan menanggung nyawaku?

Ah jangan terlampau naif kau !


Lalu sesaat kemudian kau akan dengan begitu tegas mengatakan kau siap menyerahkan nyawamu demi nyawa wanita itu...
Apa BEDAnya aku dengan kau??!!

.........................

Kau hanya belum tau mencintai. Kau hanya masih suka berlogika.

Ya mungkin hanya itu yang terlihat dari matamu. Ada hal yang tak dapat terjangkau olehmu.


Dan ada hal yang tak dapat terjangkau olehmu

Hhhhh...Jawaban apa lagi yang kau harapkan?!


....................
....................
....................

Cinta jangan diartikan sebagai pengorbanan tanpa batas. Setiap orang pasti berbeda. Ada kalanya tak menghargai. Malah bisa jadi memanfaatkan. Jangan datang dengan sejuta kelemahan tanpa beripikir pertahanan. Sama artinya menyerah tanpa syarat. Saat kau menyerah tanpa syarat, maka aku dapat dengan mudah melakukan apa saja.


Hidupmu adalah milikmu. Hidupmu sesuatu yang berharga bagimu. Jangan semudah itu menyerahkan hidupmu padaku.


HEEEEEEEIIIII...sudah berapa kali aku bilang padamu ???!!!!!!

AKU TAK PERNAH MENYERAHKAN HIDUPKU PADAMU !!

Aku hanya meletakkan cintaku untukmu. Dan aku rasa tempat itu SALAH !!!

Apa yang kau katakan tak seperti apa yang sedang kau lakukan. Mungkin bagimu cinta adalah segala2nya. Cintamu besar tapi tak sebanyak itu yang kubutuhkan.


Kau benar2 tak menginginkan aku

Aku langit, tak bisa digapai oleh bumi. Aku langit, bintanglah yang akan ku naungi. Dan hanya satu bintang yang akan di langit itu.


.........................

.........................

.........................

.........................

Terimakasih atas permainan cantikmu ini. Kali ini harus ku akui kau menang. Tapi maaf, kau salah. Aku lebih tangguh dari perkiraanmu...






=============================

Baiklah langit, terimakasih atas penyadaranmu.

Terimakasih telah menegaskan bahwa aku bumi.
Aku bumi, tak kan pernah memohon apapun padamu. Harga diriku masih terlampau tinggi jika hanya untuk menarikmu. Kau benar, Langit dan Bumi tak kan pernah bersatu.

Aku bumi, tak pernah bisa menggapaimu. Dan kau Langit tak kan pernah mampu menjamahku..


Terimakasih..




Read More

Tidak Boleh Tidak

Ah saya tidak rela jika adek2 saya tidak mengecap pendidikan yang sama dengan saya...
Mestinya mereka lebih dari saya, mendapatkan yang lebih baik dari saya. Bukan sebaliknya...

Tidak...
Ini tidak boleh terjadi...

Saya harus bekerja lebih keras lagi dari ini...
Jauh lebih keras..

Tidak Boleh Tidak !!

Read More
 

©2009cyraflame | by TNB