Teruntuk Kenangan

Hai, apa kabar kamu, kenangan?

Sedang berbahagiakah kamu di sana?

Kamu ingat pesanmu untukku, kenangan?


"Berbahagialah kamu meski tanpa aku", katamu

Aku hanya ingin mengabarkan kepadamu, bahwa iya, aku sudah dan akan bahagia meski tanpamu, kenangan :)


Kamu adalah yang terindah, pada masamu.

Dia adalah yang terindah, pada saat ini yang insyaAllah selamanya :)


Dia tidak menggantikanmu, justru dia melengkapi segala kurangmu.

Kehadirannya bukan untuk menggesermu, justru menguatkan bahwa kehadiranmu dulu tidak pernah sia-sia.


Kamu masih ada di sebagian ruang ingatanku, kenangan.
Tapi tidak lagi menghuni seluruh ruang hatiku :)

Karena jika benar kamu pernah mengenalku, tentu kamu tau bahwa hatiku hanya bisa ditempati oleh satu saja penghuni, seperti kamu, dulu.

Hanya saja, bedanya sekarang, ruang itu sudah bertahtakan namanya :)


Pernah sekali waktu, kamu membuatku mengutuk dunia, kenangan.

Tapi lambat laun aku menyadari, bahwa segala yang pernah kita lalui adalah partisi-partisi kehidupan yang membuat bangunanku lebih kokoh untuk ditinggali, meski bukan untuk tinggal bersamamu.


Ah ya, boleh aku meminta doa darimu?


Doakan aku agar tetap bisa menjaga kehormatan pendamping dan keluargaku nanti :)


Jika di satu pusaran waktu nanti kita bertemu, ingatkan aku untuk selalu menggenggam tangannya dan mendekap hatinya meski mataku menatapmu.


Berbahagialah kamu, kenangan.


Aku senang melihatmu bahagia yang bukan denganku :)



Read More

Sempurna (Bukan) Tanpa Cela

Kamu, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:55 am
Alhamdulillah, sudah dapat ridho dan doa dari kedua orang tuaku, tinggal menghadap orang tuamu, bulan depan kita nikah yuk
Kalimat yang tertulis di layar handphone ku, yang sempat membuat nafasku terhenti beberapa detik.

Kamu? Mengajakku menikah? Secepat ini?


Aku, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:57 am
Alhamdulillah Subhanallah Allahuakbar, terimakasih ya kamu mas, speechless, tapi terimakasih :X :-*
Sembari mengucap syukur yang tak henti-hentinya, sembari masih bertanya-tanya dan menampar diri sendiri, demi tahu bahwa ini bukan mimpi.


Kamis, 17 Oktober 2013, 10:00 pm
Begini pak, jadi maksud dari kedatangan saya ke sini kali ini adalah untuk meminta restu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih berkah dengan putri Bapak. Saya ingin menyegerakan sah dan halal dengan putri Bapak.
Ternyata memang bukan mimpi, lelaki yang ada di depanku ini, yang sedang menghadap dan berbicara serius pada kedua orang tuaku, membuat malam ini lebih syahdu dan mengharukan dari malam-malam lainnya.

Bagaimana tidak?

Lelaki yang kukenal sebagai lelaki tanpa kata tapi ini, melamarku dengan cara yang luar biasa pada waktu yang tak pernah kuduga. Persis, tidak meleset satu makna pun, seperti doa yang pernah kutuliskan di sini, 225 hari yang lalu. Persis, seperti yang tertulis di sini, lelaki ini memberi kepastian dengan cara yang pernah dia ucapkan. Dia tepati janjinya, dia wujudkan kata-katanya.

Sempurna!

Lelaki dengan pemikiran-pemikiran matangnya, tapi tetap anak laki-laki dengan imajinasi-imajinasi bocahnya.
Lelaki dengan segala kebaikan hatinya, tapi tetap dengan gejolak jiwanya yang meluap-luap.
Lelaki dengan segala kehangatannya, tapi tetap dengan kebekuan-kebekuan hati yang butuh dicairkan.
Lelaki tangguh dengan segala visi-visinya, tapi tetap membutuhkan tangan untuk digenggam beriringan.
Lelaki calon imam sempurna yang tetap membutuhkan makmumnya.

Lelaki sempurnaku, yang bagiku sempurna adalah justru bukan tanpa cela.

Lalu entah sudah berapa ribu kali ucapan syukur terlantun untuk Penciptaku tentang segala pintaku yang telah terkabul, tanpa tapi, meskipun mungkin nanti.
Bukan mungkin, tapi benar, kata adalah doa dan keyakinan atas kebesaran Tuhanku yang mampu mendorong semesta mewujudkan segala pinta.
Bukan sekali, bukan dua kali, sudah berkali-kali kebesaran Tuhan seperti ini terjadi padaku.

Kamu, lelaki sempurnaku yang bukan tanpa cela, terimakasih telah benar-benar menjadikanku sebagai wanita penerima lamaran indah dari lelaki selogis kamu.


Kamu, Minggu, 20 Oktober 2013, 6:36 pm
I Love You
Semoga Tuhan mengijinkan aku menjadi pendamping hidupmu sampai nanti tua dan mati, hingga menjadi ratu bidadarimu di sana.


Ya, me too, I do love you, maybe more than you know :)



Read More

Menuliskanmu Di Sini

Heboh acara seleb yang melamar kekasihnya dua hari lalu, jadi tergelitik untuk sedikit mengorek pikiranmu tentang sebuah romantisme, yang hampir tidak pernah terlihat dari sosokmu.

"Hey, menurutmu caranya melamar kekasihnya gimana? Is it cool? Biasa aja? Atau seperti biasa, kamu akan bilang it's too lebay, karena terlalu dongeng?"

Ah ya, fyi, dua hari lalu ada kejadian heboh seorang lelaki romantis melamar kekasihnya seperti di film-film. Memanfaatkan segala hal yang disukai kekasihnya-meminta bantuan sahabat-sahabat terdekatnya- menyodorkan cincin indah di hadapan kekasihnya-mengatakan "will you marry me?", yang menurut kami sebagian besar wanita akan bilang how sweet, how romantic he is dan membuat lelaki kebanyakan terintimidasi karena paling tidak harus melamar kekasihnya dengan cara yang hampir sama :D

Dan seperti yang sudah diduga, ekspresinya cuma..... senyum -___-!!

"Hey, lagi gak butuh senyummu tau, lemme know your thought"

"Menurutku, lebay, super lebay"

Meeeeen, c'mon, kenapa pas Tuhan bagi2 perasaan romantis, lelaki satu ini gak hadir, jadi aja lelaki ini bener-bener jauh dari yang berbau-bau romantisme -___-!!!

"Kenapa? Karena seperti cerita-cerita di dongeng? Karena mengintimidasi kalian kaum lelaki?

"Karena namanya udah mau jadi pacar, apalagi lancar dalam jangka waktu yang lama, gak perlu melamar dengan cara begitu. Udah pasti dong si cewek mau dinikahi, masa mau pacaran terus? Akan jauh lebih gentle dan ada kepastian kalau si lelaki melamar ke orang tuanya."

Ouch.. kalimat terakhirnya.... cukup membuat nafasku ter-pause sekian detik.

"Kan anak gadis masih hak orangtua sepenuhnya. Dan "will you marry me?" adalah pertanyaan yang salah alamat.

"Kok bisa salah alamat? Karena?

"Karena seharusnya minta ijin ke orang tuanya, bukan ke yang bersangkutan.

"Jadi tanpa nanya ke si gadis, tiba-tiba ke orang tuanya gitu, so shocking pasti ya", dan sifat ngeyel saya kembali kumat di sini.. :D

"Loh, udah lama pacaran pasti saling memahami kebutuhan masing-masing, udah tau kapan saatnya menikah, dan mereka, korban dongeng yang ngajarin anak-anak muda berlaku lebay dalam sebuah kehidupan romansa", tet tot, kembali sang lelaki di depanku ini menentang dunia

"Okay, jadi kesimpulannya adalah cara-cara melamar seperti lelaki itu sungguh teramat sangat lebay

"Well, sebagai pacar, si lelaki udah keren dengan kasih kejutan-kejutan, tapi kalau kejutan proposalnya itu lebay banget, ngerepotin temen-temennya, di mana pasangan kekasih ini belum tentu langgeng sampai pernikahan. Mending dibikin simple, lamar ke orang tuanya, sambil berusaha tetap romantis sepanjang jadi suami. Sebisa mungkin, hindari merepotkan orang lain yang tidak berkepentingan dalam hubungan. Am I wrong if I have somekind of thoughts?

"Uuum, nope"

Nope, karena saya cenderung speechless daripada berpikiran untuk membantah pernyataan-pernyataannya. Ya, lelaki yang penuh dengan logika, lelaki yang sedikit saja Tuhan selipkan rasa menye-menye. Segala hal yang tidak bisa diterima dengan logika, akan dengan sangat mudah ditinggalkan. Ya, itu dia, lelaki di depanku yang tetap anteng meski diberondong pertanyaan-pertanyaan khas wanita dariku.

"Lelaki itu calon imam, dear. Bukan dia yang seharusnya meminta kepastian dari wanita, tapi justru dia yang memberikan kepastian kepada sang gadis.

"Okay okay, so tell me, how you would propose your lady?

"Me? Aku bakal bilang "bulan depan kita nikah yuk, minggu depan aku mau ke rumahmu, sama orang tuaku, ketemu orang tuamu, melamarmu". Kemudian tanpa basa-basi jika diterima, langsung tentukan tanggal nikah. Apa sih yang lebih diidamkan oleh wanita selain kepastian? Pasti si wanita bakalan langsung orgasme, sampai ke ubun-ubun bahkan bahagianya."

Tidak perlu sampai hari itu terjadi, saya sudah cukup bahagia sampai ubun-ubun mendengar rencana caranya melamar, caranya memberi kepastian, bukan meminta kepastian. Jauh dari kata romantis seperti layaknya di dongeng-dongeng, tapi caranya yang simple dan sederhana yang membuatnya terdengar teramat sangat indah bagi wanita biasa, seperti saya.


I'll write you down here, in my prayers, in my heart.


Semoga Tuhan mengijinkan aku menjadi wanita penerima lamaran indah dari lelaki selogis kamu ^^


Read More
 

©2009cyraflame | by TNB