Monday, October 21, 2013

Sempurna (Bukan) Tanpa Cela

Kamu, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:55 am
Alhamdulillah, sudah dapat ridho dan doa dari kedua orang tuaku, tinggal menghadap orang tuamu, bulan depan kita nikah yuk
Kalimat yang tertulis di layar handphone ku, yang sempat membuat nafasku terhenti beberapa detik.

Kamu? Mengajakku menikah? Secepat ini?


Aku, Selasa, 15 Oktober 2013, 10:57 am
Alhamdulillah Subhanallah Allahuakbar, terimakasih ya kamu mas, speechless, tapi terimakasih :X :-*
Sembari mengucap syukur yang tak henti-hentinya, sembari masih bertanya-tanya dan menampar diri sendiri, demi tahu bahwa ini bukan mimpi.


Kamis, 17 Oktober 2013, 10:00 pm
Begini pak, jadi maksud dari kedatangan saya ke sini kali ini adalah untuk meminta restu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih berkah dengan putri Bapak. Saya ingin menyegerakan sah dan halal dengan putri Bapak.
Ternyata memang bukan mimpi, lelaki yang ada di depanku ini, yang sedang menghadap dan berbicara serius pada kedua orang tuaku, membuat malam ini lebih syahdu dan mengharukan dari malam-malam lainnya.

Bagaimana tidak?

Lelaki yang kukenal sebagai lelaki tanpa kata tapi ini, melamarku dengan cara yang luar biasa pada waktu yang tak pernah kuduga. Persis, tidak meleset satu makna pun, seperti doa yang pernah kutuliskan di sini, 225 hari yang lalu. Persis, seperti yang tertulis di sini, lelaki ini memberi kepastian dengan cara yang pernah dia ucapkan. Dia tepati janjinya, dia wujudkan kata-katanya.

Sempurna!

Lelaki dengan pemikiran-pemikiran matangnya, tapi tetap anak laki-laki dengan imajinasi-imajinasi bocahnya.
Lelaki dengan segala kebaikan hatinya, tapi tetap dengan gejolak jiwanya yang meluap-luap.
Lelaki dengan segala kehangatannya, tapi tetap dengan kebekuan-kebekuan hati yang butuh dicairkan.
Lelaki tangguh dengan segala visi-visinya, tapi tetap membutuhkan tangan untuk digenggam beriringan.
Lelaki calon imam sempurna yang tetap membutuhkan makmumnya.

Lelaki sempurnaku, yang bagiku sempurna adalah justru bukan tanpa cela.

Lalu entah sudah berapa ribu kali ucapan syukur terlantun untuk Penciptaku tentang segala pintaku yang telah terkabul, tanpa tapi, meskipun mungkin nanti.
Bukan mungkin, tapi benar, kata adalah doa dan keyakinan atas kebesaran Tuhanku yang mampu mendorong semesta mewujudkan segala pinta.
Bukan sekali, bukan dua kali, sudah berkali-kali kebesaran Tuhan seperti ini terjadi padaku.

Kamu, lelaki sempurnaku yang bukan tanpa cela, terimakasih telah benar-benar menjadikanku sebagai wanita penerima lamaran indah dari lelaki selogis kamu.


Kamu, Minggu, 20 Oktober 2013, 6:36 pm
I Love You
Semoga Tuhan mengijinkan aku menjadi pendamping hidupmu sampai nanti tua dan mati, hingga menjadi ratu bidadarimu di sana.


Ya, me too, I do love you, maybe more than you know :)



0 komentar:

Post a Comment

 

©2009cyraflame | by TNB